Ogiandhafiz Juanda: Hentikan Agresi Israel, Solusi Nyata Bukan Sekadar Gencatan Senjata

Jakarta – Advokat dan pengamat hukum internasional, Ogiandhafiz Juanda, menegaskan bahwa gencatan senjata saja tidak cukup untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina. Menurutnya, solusi yang sesungguhnya adalah menghentikan kolonialisme Israel dan mewujudkan kemerdekaan penuh Palestina.

“Gencatan senjata hanyalah jeda sementara dalam siklus kekerasan. Yang dibutuhkan saat ini adalah dekolonisasi total—bukan sekadar penghentian tembakan,” ujar Ogiandhafiz dalam pernyataan tertulisnya kepada media, Minggu (19/5).

Krisis Kemanusiaan yang Mencekam

Menurut laporan terbaru organisasi HAM internasional, lebih dari 42.600 warga Palestina telah tewas akibat serangan militer Israel, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Ribuan lainnya hidup dalam ketakutan dan kelaparan di bawah ancaman serangan udara dan invasi darat.

Israel berdalih bahwa jatuhnya korban sipil adalah “kerusakan tambahan” yang tak bisa dihindari dalam konflik. Namun menurut Juanda, alasan tersebut merupakan bentuk penghindaran tanggung jawab hukum internasional.

“Hukum humaniter internasional dengan tegas mewajibkan perlindungan terhadap warga sipil. Alasan ‘kerusakan tambahan’ tidak bisa menjadi pembenaran atas jatuhnya korban sipil dalam jumlah masif,” tegasnya.

Dekolonisasi, Bukan Ilusi

Juanda menyebut akar konflik Israel-Palestina bukan sekadar perseteruan wilayah, melainkan bentuk kolonialisme modern. Ia menyoroti deklarasi Balfour 1917 yang dikeluarkan oleh pemerintah Inggris, sebagai awal dari proyek kolonial Israel terhadap Palestina.

Sejak berdirinya Israel tahun 1948, lanjutnya, warga Palestina terus mengalami pengusiran, pendudukan militer, pembangunan permukiman ilegal, hingga kekerasan sistemik.

“Selama kolonialisme ini terus berlanjut, tidak akan ada perdamaian yang adil. Maka, solusinya bukan hanya dua negara, tapi dekolonisasi menyeluruh,” tegasnya.

Langkah dekolonisasi yang dimaksud mencakup:

  • Penghentian pendudukan militer Israel
  • Pembongkaran tembok pemisah
  • Pengembalian hak pengungsi Palestina
  • Pemulihan wilayah dan kemerdekaan penuh Palestina

PBB dan AS Dinilai Gagal

Juanda juga mengkritik keras Amerika Serikat yang terus mendukung Israel, bahkan dengan memveto berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengutuk agresi militer di Gaza.

“DK PBB lumpuh karena AS melindungi Israel. Dunia internasional harus sadar bahwa ini bukan sekadar konflik biasa—ini tentang kejahatan kemanusiaan,” ucapnya.

Risiko Konflik Meluas dan Ancaman Perang Dunia

Ogiandhafiz juga memperingatkan bahwa agresi Israel bukan hanya berdampak pada Palestina. Serangan ke wilayah lain seperti Yaman, Suriah, dan Lebanon menunjukkan potensi konflik yang bisa menyebar secara regional dan bahkan global.

Dengan kawasan Timur Tengah sebagai jalur vital perdagangan dunia—seperti Terusan Suez, Selat Hormuz, dan Laut Merah—konflik ini dapat berdampak serius terhadap ekonomi dan stabilitas internasional.

“Jika dibiarkan, bukan tak mungkin kita sedang menyaksikan awal dari konflik global. Dunia harus bertindak sebelum terlambat,” tegas Juanda.

Tanggung Jawab Moral Dunia

Juanda menutup dengan menyerukan solidaritas global dan tanggung jawab moral komunitas internasional untuk segera bertindak. Tanpa tekanan besar terhadap Israel, agresi dan penjajahan akan terus terjadi.

“Kemerdekaan Palestina bukan hanya isu regional, tapi cermin dari kesungguhan dunia menjaga keadilan, hukum internasional, dan nilai-nilai kemanusiaan.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top